Hutan di Indonesia Hilang Seluas 3,5 Kali Pulau Bali, Kenapa Kita Harus Peduli??

Perubahan iklim

Greenpeace Indonesia menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir, luas hutan di Indonesia hilang sebesar 2,13 juta hektare (ha) atau setara dengan 3,5 kali luas dari Pulau Bali. Sebuah fakta yang membuat aku tercengang saat mendengarnya. Kemana kah perginya hutan seluas itu?

Ada beragam faktor penyebab terjadinya deforestasi (menghilangnya hutan) di Indonesia. Mulai dari pengalihan fungsi hutan menjadi semak belukar atau padang rumput. Kejadian yang sering kita lihat di wilayah Pulau Sumatera. Kerusakan hutan jenis ini terjadi akibat kebakaran hutan. Nyadar gak sih, kalau tiap tahunnya selalu ada saja berita kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan sekitarnya?

Selain itu kasus penebangan hutan secara ilegal yang masih sering terjadi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya deforestasi. Hingga aktivitas pembangunan seperti pengembangan rumah serta pembukaan lapangan golf juga menjadi penyumbang deforestasi di Indonesia. Tercatat penyumbang deforestasi terbesar di Indonesia berasal dari industri pulp dan kertas dan kelapa sawit.

"Terus apa hubungannya deforestasi sama kita sih lel?"

"Kenapa kita kudu peduli dengan hilangnya hutan di Indonesia?"

Dampak Deforestasi dan Perubahan Iklim Yang Kita Rasakan

Ngerasa gak sih beberapa tahun belakangan udara terasa semakin panas. Kota Malang yang dulunya terkenal sebagai kota dingin aja sekarang mah udah nggak sedingin dulu.

Kerasa banget perubahannya. Kalau dulu keluar rumah subuh-subuh jalanan masih berkabut, sekarang mah sudah nggak lagi. Apalagi kalau siang-siang motoran keliling kota, beuh cobaan banget buat yang lagi puasa karena panasnya bikin pingin mampir ke gerobak es dawet ayu aja.

Tak hanya itu, sekarang cuaca pun jadi nggak menentu. Cuaca siang hari yang terik bisa tiba-tiba berubah jadi mendung dan hujan lebat.  Tak hanya itu musim pun kadang maju mundur cantik kayak lagunya Syahrini. Musim kemarau yang kadang lebih Panjang dari pada musim hujan ataupun sebaliknya.

Perubahan iklim ini terjadi bukan tanpa sebab kawan. Setelah ikutan acara online gathering bareng #ecobloggersquad kemarin jadi tau tentang penyebab terjadinya perubahan iklim yang kita alami saat ini. Jadi terbuka wawasannya tentang isu-isu tentang lingkungan. Membuat jadi semakin aware tentang beragam isu lingkungan yang terjadi. 

Apa Itu Perubahan Iklim

Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Frameswork Convention on Climate Change / UNFCCC) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.

Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi meterial atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GKR) yang diantaranya terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen dan sebagainya. 

Sebenarnya Gas Rumah Kaca ini kita butuhkan untuk menjaga suhu bumi agar tetap stabil.Namun semakin meningkatnya gas rumah kaca membuat lapisan atmosfer semakin tebal. Atmosfer yang semakin tebal ini membuat panas bumi terperangkap dalam atmosfer bumi. Hal ini membuat suhu bumi semakin meningkat.

Penyebab Perubahan Iklim

Penyebab perubahab iklim

Perubahan iklim ini tidak terjadi hanya karena pemanasan global namun juga terjadi karena aktivitas kita yang berhubungan langsung dengan lingkungan hidup. Apa saja faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim?  

1. Penggunaan Kendaraan Bermotor

Penggunaan kendaraan bermotor yang berbahan bakar fosil menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca. Bahan bakar fosil cenderung memberikan efek polusi yang berasal dari gas kimia yang dilepaskan ke udara. Meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor meningkatkan pula gas rumah kaca di atmosfer bumi.

Oleh sebab itu untuk mengurangi produksi emisi kalian bisa memulainya dengan memilih menggunakan transportasi umum daripada menggunakan kendaraan pribadi saat bepergian. Atau alih-alih menggunakan motor untuk pergi ke warung dekat rumah baiknya berjalan kaki atau naik sepeda saja.

2. Penggunaan Chloro Flour Carbon (CFC) dan Aerosol

Chloro Flour Carbon atau CFC biasanya digunakan sebagai pendingin di beberapa peralatan elektronik seperti kulkas dan AC. CFC ini mengandung senyawa kimia clorin, flourin dan carbon yang mampu menimbulkan sekitar 10.000 kali efek rumah kaca dari CO2. Dan taukah kalian, CFC ini juga mampu menghancurkan ozon, bagian penting yang ada di laposan atas atmosfer.

Untuk itu hindarilah membeli dan menggunakan kulkas berbahan dasar CFC. Kurangi pula penggunaan AC dalam ruangan.

3. Rusaknya Fungsi Hutan

Itulah kenapa kita harus mulai aware dengan kondisi hutan kita. Karena hutan berperan penting sebagai pencegahan terjadinya perubahan iklim. Jika fungsi hutan hilang, bagaimana kita bisa mencegah perubahan iklim yang terjadi.

Peran Hutan Sebagai Pencegah Perubahan Iklim

Kalau kata kak Tian dalam acara online gathering kemarin hutan itu seperti Superman. Hutan adalah pahlawan kita untuk melawan perubahan iklim, pepohonan yang ada mendinginkan udara dengan alami dan menghilangkan polutan, serta hutan menyediakan tempat bagi kita untuk beristirahan dan bersantai.

Pohon- pohon dan tumbuhan yang ada di hutan membantu kita untuk mengurangi produksi karbon dioksida, gas penyebab terjadinya efek rumah kaca.  Pohon-pohon dan tumbuhan dalam hutan menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi oksigen. Setiap tahunnya hutan mampu menyrap 2 miliar ton karbon dioksida.

Peran hutan sebagai mitigasi perubahan iklim

Semakin banyak pohon semakin banyak gas karbon dioksida yang diserap dan diubah menjadi oksigen. Bahkan hutan gambut mampu menyimpan karbon dioksida lebih banyak daripada tipe hutan lainnya.

Jika hutan sedikit demi sedikit menghilang, siapa lagi yang bisa membantu kita untuk mengurangi gas rumah kaca di bumi? Oleh karena itu ayo mulai peduli dengan kodisi hutan kita.

Lima Panggilan Aksi Untuk Melindungi Hutan

HII atau Hutan Itu Indonesia dalam upaya melestarikan hutan, mengajak kita untuk melakukan 5 aksi kongkrit menjaga hutan.

Dampak perubahan iklim

1. Cerita Tentang Hutan

Dalam programnya ini HII mengajak kita untuk menyebarluaskan informasi terkait tentang hutan. Mulai dari fungsi hutan, perannya untuk, kondisi hutan saat ini dan lain sebagainya.

Salah satunya adalah dengan mengajak para blogger untuk turut serta menyampaikan informasi kepada masyarakat luas agar mereka bisa lebih peduli lagi tentang hutan dan lingkungannya.

2. Wisata Ke Hutan

Dalam program ini HII berkolaborasi dengan beberapa organisasi untuk mengajak masyarakat lebih dekat ke hutan. Dengan melihat langsung kondisi hutan diharapkan masayarakat mulai mencintai hutan dan lebih peduli terhadapnya.

3. Donasi Adopsi Hutan

Menjaga hutan tidak hanya dengan melakukan reboisasi atau penghijauan. Kalian juga bisa melakukan adopsi hutan. Pertama dengar tentang adopsi hutan ini rada bingung sih. Gimana caranya untuk adopsi hutan yang seluas itu?

Ternyata ada dua pilihan adopsi hutan yaitu adopsi pohon atau adopsi faunanya. Dengan mengadopsi bukan berarti itu otomatis kalian bawa pulang ya. Namun kalian sebagai adopter bertugas untuk memastikan bahwa flora atau fauna yang kalian adopsi itu tumbuh dengan baik.

Bagaimana caranya? Nggak perlu kalian sendiri yang dating ke hutan dan merawatnya. Kalian cukup ikut membantu membayar para relawan hutan yang merawat flora dan fauna tersebut di hutan.

4. Konsumsi Hasil Hutan Bukan Kayu

Ikut mengkonsumsi hasil hutan juga merupakan upaya yang bisa kalian lakukan untuk melestarikan hutan. Ada banyak hasil hutan yang bisa kalian konsumsi selain kayu. Madu hutan misalnya atau aneka ragam buah.

5. Merayakan Hari Hutan Indonesia

Hari hutan Indonesia dirayakan pada tanggal 7 Agustus tiap tahunnya. Rangkaian acara hari hutan bertujuan untuk sosialisasi isu lingkungan tentang hutan, ajakan untuk melestarikan hutan dan program-program lainnya.

Jika hari hutan dirayakannya masih 4 bulan ke depan, bulan ini mari kita merayakan hari bumi yang berlangsung tepat pada tanggal 22 April. Di hari bumi ini yuk kita mulai berkenalan dengan bumi kita.

Kalau kata peribahasa tak kenal maka tak sayang.

Maka dari itu yuk kita mulai mengenal bumi kita agar kita bisa jadi semakin sayang dan cinta terhadap bumi ini. Sehingga tak tega untuk merusaknya.


23 komentar

  1. Satu hal yang jadi kekhawatiran aku ketika isu ibu kota pindah ke Kalimantan, alih fungsi lahan hutan menjadi kota metropolitan. Sementara kita semua tahu kalau Kalimantan punya hutan luas yang berfungsi sebagai paru paru dunia bukan hanya Indonesia. Saya harap sih ibukota gak jadi pindah ke Kalimantan, tapi pulau Sumatera misalnya di wilayah yang lebih banyak Padang atau gambut nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, mbak Eka kekhawatiranmu sama denganku. Kalau semisal ibukota bisa pindah ke kota yang kurang produktif sepertinya akan lebih terasa manfaatnya, dibandingkan harus babat alas hutan yang rimbun di Kalimantan ya, mbak.

      Hapus
  2. pas saya kemarin ke Bali, saya juga melihat beberapa pembangunan yang ternyata memakan daerah hutan, belum lagi kalau ke Kalimantan banyak sekali hutan-hutan yang sudah beralih fungsi sebagai pemukiman atau bahkan tempat usaha ya. semoga bumi kita kembali sehat

    BalasHapus
  3. serem banget ya kak, membayangkan keseimbangan iklim yang bakalan semakin parah. Kita harus aware dan mencegah semakin luas demi masa depan kita dan anak cucu

    BalasHapus
  4. Gilaaa. Banyak banget deforestasinya. Pantas banget cuaca skrg tuh panas banget. Kawasan yg dulu dingin skrg udh mulai panas bahkan pada malam hari.

    Aku sih udah mulai tanam pohon2an sekitar rumah. Pokoknya yang bikin rindang aja biar sumber air tetap terjaga dan tidak terlalu panas pada siang/malam harinya

    BalasHapus
  5. Disadari atau enggak, diakui atau enggak, kita juga turut menjadi penyebab perubahan iklim :( Dampaknya memang maki hari makin terasa. Kotaku, Bandung yang selama ini dikenal berhawa sejuk, sekarang juga sudah panas. :(

    BalasHapus
  6. Wisata ke hutan itu juga menyenangkan lho. Meski agak-agak gimana gitu. Tapi aku pribadi lebih suka wisata alam macem hutan gitu sih.

    BalasHapus
  7. kegiatan pariwisata juga ambil andil penyebab perubahan iklim mba, makanya sebaiknya kita sekarang berwisatanya juga harus mengusung responsible tourism, berwisata ke hutan dan mengunjungi tempat-tempat yang ramah lingkungan

    BalasHapus
  8. Ya kita memang harus peduli dengan kelestarian bumi ini, karena kita kan tinggalnya di bumi🥺. Semangat yuk bisa lakukan perubahan untuk menyelematkan bumi

    BalasHapus
  9. Bali makin panas aja, banyak perumahan berdiri diatas lahan hutan yang harusnya dibiarkan berkembang. Apalagi kemacetan kendaraan sulit terbendung, ini karena dalam satu keluarga memiliki banyak kendaraan bermotor. Coba kalau banyak diantara kita yang sadar akan bahaya polusi, mungkin kita akan membantu mengurangi pencemaran, dengan meminimalkan penggunaan kendaraan bermotor misalnya, atau tidak menebang hutan secara liar. Semoga masyarakat makin sadar untuk mencintai bumi yang dipijaknya.

    BalasHapus
  10. Pontianak juga luar biasa mba. Apalagi kabupaten, isinya sawit semua hutan dibabat diganti sawit ckckck. Uang ga bisa gantiin kesejukan dan keindahan alam. Ga ngerti sama ketamakan manusia :".

    BalasHapus
  11. Saya dulu waktu dj kalimantan suka banget wisata ke hutan.. paling deket sama rumah wisata hutan mangrove lihat bekantan.. sekarang karena di jawa jadi ga lihat hewan langka ky gitu lagi hehe

    BalasHapus
  12. Sedih melihat banyaknya hutan Indonesia yang hilang alias deforestasi
    Kita harus peduli, karena deforestasi ini jadi salah satu penyebab perubahan iklim

    BalasHapus
  13. Perubahan iklim salah satunya disebabkan oleh kerusakan hutan. Kalau diam saja, sama dengan membiarkan bumi tempat kita tinggal dirusak secara perlahan oleh perubahan iklim yang sekarang saja sudah banyak menimbulkan banyak bencana

    BalasHapus
  14. Nah iya ini apalagi sekarang ada wacana IKN tuh, haduu bakal jadi apaaa jantung hutan Indonesiaa :((

    BalasHapus
  15. Beberapa hari terakhir cuaca cerah banget gak kayak biasanya. Mungkin ini efek dari oanasan global ya.. Memang kita perlu untuk lebih peduli terhadap hutan, jika tak punya cukup waktu bisa donasi hutan kan?

    BalasHapus
  16. Hiks sedih banget ya kehilangan banyak hutan. Padahal penting untuk menjaga bumi dari perubahan iklim. Ternyata kita juga bisa bantu dengan cara adopsi hutan, dan lain-lain nya

    BalasHapus
  17. Sungguh sedih melihat fenomena alam yang kita alami saat ini.
    Dan ternyata akarnya kalau dirunut juga dari kita sendiri, sang manusia dengan segala kejahilannya.
    Semoga langkah kecil yang kita lakukan dengan konsisten bisa memberikan dampak baik untuk bumi.

    BalasHapus
  18. Sudah jadi kewajiban kita untuk menjaga hutan agar tetap sesuai dengan fungsinya
    Hanya saja banyak yang tidak menggubrisnya

    BalasHapus
  19. Seriusan deh belakangan ini panas banget rasa cuacanya. Mulai dari awal puasa Ramadhan kemarin sampai saat ini panasnya minta ampun. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan dan alam supaya hidup juga nyaman dan aman.

    BalasHapus
  20. Hutan sebagai paru-paru dunia memang wajib banget ya kita jaga kelestariannya. Apalagi dengan adanya tanda-tanda perubahan iklim seperti sekarang. Sudah waktunya bagi kita untuk melakukan aksi sekecil mungkin dalam. Menjaga hutan

    BalasHapus
  21. Ngeri emang ya, tiga setengah kali pulau Bali lho, bukan ukuran yang kecil tapi gedaaay banget. Kalau nggak kita emang siapa lagi ya yang jadi agen perubahan dan menyadarkan publik lebih luas untuk mulai mencintai hutan

    BalasHapus
  22. Sedih banget melihat kenyataan bahwa hutan kita makin banyak yang hilang. Seperti yang kakak bilang tadi. Akibat kebakaran hutan dan penebangan ilegal. Akhirnya kita juga kan yang rugi. Iklim jadi hot banget. Aku ngerasa sekali gimana iklim ini baik sayang atau malam aku selalu kepanasan. Moga tidak semakin memanas dan berhenti penebangan ilegal. Aamiinn

    BalasHapus