Ikan tuna menjadi salah satu hasil laut terbesar di Kabupaten Pacitan. Dalam setahunnya hasil tangkapan ikan tuna di Kabupaten Pacitan bisa mencapai 5000 ton. Hal ini membuat banyak produk olahan ikan tuna menjadi sangat populer di Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini.
![]() |
Source : karyakreatifindonesia.co.id |
Hal inilah yang ditangkap Risnawati sebagai peluang usaha. Di tahun 2017 dia mendirikan Alsafood, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan tuna. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan hasil laut yaitu ikan tuna yang melimpah di Kabupaten Pacitan serta menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa membantu untuk mengurangi pengangguran.
AlsaFood, Dari Pinggiran Pesisir Mendunia
“Saya ingin Alsafood menjadi merek yang identik dengan produk olahan ikan berkualitas tinggi. Saya juga ingin memberdayakan lebih banyak lagi ibu-ibu nelayan agar bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya”, tutur Risnawati ketika ditanya alasan didirikannya Alsafood.
Berkat usaha dan kerja kerasnya, impiannya ini berlahan tapi pasti mampu diwujudkan. Tahun 2018 Alsafood resmi menjadi UMKM binaan Bank Indonesia sekaligus mendapat sertifikasi halal yang pertama dari Bank Indonesia. Di tahun yang sama Alsafood membangun Kelompok Usaha Bersama yang bernama Ulam Sari. Maksud dan tujuan dibuatnya kelompok tersebut untuk memberdayakan masyarakat dengan menyamakan standar dan mutu produk.
Produk Pertama Alsafood
Abon Tuna menjadi produk pertama yang diproduksi Alsafood. Produk ini dihasilkan atas dasar pengalaman Risnawati dalam memasak olahan ikan tuna untuk anak-anaknya. Dari sana dia mulai bereksperimen membuat berbagai macam olahan ikan tuna. Hingga tercetuslah untuk membuat abon tuna, bentuk olahan ikan tuna yang memiliki rasa lezat, awet dan mudah dibawa kemana saja.
![]() |
Source : halopacitan.com |
Menurut Risnawati abon tuna memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan produk olahan ikan tuna lainnya. Selain lebih awet dan tahan lama, abon juga mudah untuk disimpan dan praktis dibawa kemana saja. Selain itu abon juga mempunyai banyak fungsi seperti bisa dijadikan campuran makanan, dijadikan lauk makanan atau hanya sebagai camilan.
Setelah ide itu muncul, dimulailah tahapan uji coba pembuatan abon tuna. Dimulai dari pencarian bahan baku utama yaitu ikan tuna segar dan berkualitas premium. Pencarian bahan baku ini mempertemukan Risnawati dengan ibu-ibu nelayan yang sehari-hari bekerja membantu suami membersihkan ikan hasil tangkapan.
Dari ibu-ibu nelayan tersebut, Risnawati mengetahui sebuah fakta baru, bahwa penghasilan para nelayan itu tidaklah pasti. Penghasilan mereka tergantung dengan hasil tangkapan ikan yang tentu saja dipengaruhi kondisi cuaca. Bila cuaca sedang tidak bersahabat seperti berangin, hujan lebat atau gelombang air yang tinggi membuat nelayan tak bisa pergi melaut mencari ikan.
Pendapatan nelayan yang menurun dikala cuaca buruk tentunya berimbas pada kesulitan pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari. Hal inilah yang membuat Risnawati lebih terpacu lagi untuk mengembangkan usahanya. Akhirnya di tahun 2017 produk Abon Tuna pertama kali dipasarkan.
Setelahnya mulailah produk-produk olahan ikan tuna lainnya dibuat. Kini ada banyak produk olahan ikan tuna yang diproduksi oleh Alsafood. Seperti tahu tuna, otak-otak tuna, sambal gobyos tuna, risol tuna tanpa MSG. Tak hanya itu kini Alsafood juga mulau merambah ke produk tangkapan ikan lainnya seperti produk sambal gobyos cumi.
Perjalanan Alsafood ke Kancah Internasional
![]() |
Source : Instagram Alsafood |
Dengan modal awal hanya sebesar Rp 200.000,- Risnawati berhasil membawa Alsafood Go Internasional.
Di tahun 2017, produk olahan ikan tuna masih belum begitu populer di Kabupaten Pacitan. Kala itu masyarakat masih suka mengkonsumsi tuna segar. Mereka beranggapan bahwa kandungan nutrisi produk olahan sudah banyak yang hilang. Sebuah tantangan yang dihadapi Risnawati dalam memasarkan produk pertamanya. Tantangan ini dihadapi Risnawati dengan mencantumkan kandungan nilai gizi pada produk olahannya.
Lalu di tahun 2018 Alsafood resmi menjadi UMKM binaan Bank Indonesia (BI) sekaligus mendapat sertifikasi halal pertama. Setelah dua tahun mengembangkan Alsafood, Risnawati memutuskan untuk resign dari pekerjaannya di sebuah perusahaan di Pacitan untuk fokus mengurus Alsafood.
Setelah resign, Risnawati memiliki banyaj waktu untuk mengembangkan Alsafood, dia mulai mempersiapkan untuk mengikuti pameran Karya Kreatif Indonesia sekaligus menjadi binaan Ibu Alya Yudhoyono serta binaan Dinas Koperasi dan Dinas Perdagangan Kabupaten Pacitan.
Tak lama setelahnya, Pandemipun datang. Sama seperti usaha lainnya, Alsafoodpun mengalami dampak penurunan penjualan.
Tak patah semangat Risnawati mulai memasarkan produknya secara online. Banyaknya dukungan yang masuk ke pasar digital membuat Risnawatisemakin percaya diri memasarkan produknya ke media sosial.
Usahanya tersebut membuahkan hasil, dibulan-bulan selanjutnya Alsafood mengalami peningkatan penjualan. Hingga puncaknya, ketika produk olahan ikan tuna Alsafood ini dipesan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia untuk dijadikan bantuan bagi warga yang kurang mampu.
Dari pesanan tersebut omset Risnawati naik pesat hingga mencapai kurang lebihh 80 juta per-bulan.
Produk olahan ikan tuna Alsafood ini dipesan oleh Kemensos untuk kebutuhan paket Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tentu tak lain tak bukan karena manfaatnya yang banyak. Tak hanya itu produk ini juga cocok dikonsumsi oleh anak-anak.
Risnawati menjadi inspirasi para perempuan Indonesi yang ingin memulai bisnis mereka. Dengan usaha dan kerja keras membuktikan bahwa perempuan pun bisa sukses di berbagai bidang, salah satunya bisnis kuliner.
#APA2025-PLM
Tidak ada komentar
Posting Komentar