Jakarta oooh Jakarta

Sudah hampir setahun aku tingal di Jakarta, kota yang mereka sebut-sebut ibukota tempat orang-orang mengejar impian disini, tempat yang sangat gemerlap, yang membuat orang-orang silau dan ingin berbondong-bondong kesini. Memang benar sich ini adalah kota metropolitan penuh dengan gedung-gedung tinggi pencakar langit.

Hampir setiap tahunnya kota ini menerima tambahan penduduk dari luar kota. Mereka-mereka yang ingin mengejar mimpi disini. Mereka-mereka yang ingin mengais rejeki disini. Okai mungkin aku berada salah satu di dalamnya.

Tapi satu hal yang tidak ku mengerti, banyak orang yang di luar sana yang datang kemari tanpa ada tujuan yang pasti. Mereka tidak ada pekerjaan yang menunggu disini. Meraka yang datang kesini karena iming-iming pekerjaan yang katanya mudah didapat.

Halloo ini Jakarta tempat yang penuh persaingan tidak semudah itu mendapat pekerjaan apa lagi tanpa adanya ketrampilan.  Dan akhirnya banyak dari mereka yang terlantar disini, tanpa pekerjaan dan menjadi pengangguran.

Dan hal itu mungkin adalah salah satu penyebab banyaknya rumah-rumah yang yah kau tau sendiri lah. Rumah-rumah di pinggir rel kereta api, rumah-rumah dikolong jembatan. Yah rumah-rumah yang mungkin tidak layak untuk dihuni.

Yang terbuat dati triplek dan seng, dan dibangun sekedarnya untuk berteduh. Aku tidak menyalahkan mereka, karena aku sendiri juga termasuk diantara mereka yang ingin mengejar mimpi di sini di Jakarta. Tapi aku sangat prihatin melihatnya. Mereka-meraka yang tinggal di rumah-rumah yang mungkin tidak layak huni bagiku.

Bagiku, mengejar mimpi atau mengais rejeki itu tidaklah harus di sini, dimanapun kita dapat melakukannya. Meskipun kita berada di kota tempat kita lahir, kitapun bisa mengejar apa yang kita impikan. Yang terpenting bagaimana usaha kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. So sapa suruh datang Jakarta.

Tidak ada komentar

Posting Komentar