![]() |
Source : cncbindonesia.com |
Bruntusan, tekstur kulit yang muncul sebagai
benjolan kecil tanpa peradangan jelas, bisa mengganggu rasa percaya diri. Untuk
mengatasinya, ada dua pendekatan populer: skincare minimalis yang mengandalkan
rangkaian sederhana, dan skincare layering dengan banyak langkah dan bahan
aktif. Lalu, mana yang lebih tepat untuk menghilangkan bruntusan?
1. Memahami Bruntusan dan Kebutuhan Kulit
Sebelum memilih metode, kenali dulu penyebab
bruntusan di wajah. Biasanya, sel kulit mati, minyak berlebih, atau bakteri menyumbat
pori tanpa memicu peradangan besar. Oleh karena itu, rutinitas harus fokus
pada:
- Eksfoliasi ringan untuk mensolusinya
- Hidrasi untuk menjaga kelembapan
- Perlindungan sinar matahari sebagai langkah terakhir
Bagi pemula, memahami cara menghilangkan bruntusan di wajah adalah
langkah pertama: kenali jenis kulit, bahan yang cocok, dan frekuensi pemakaian.
2. Skincare Minimalis: “Less Is More”
Rangkaian dasar minimalis biasanya terdiri dari:
- Cleanser lembut (pH seimbang, bebas sabun keras)
- Moisturizer non-komedogenik (ringan, cepat meresap)
- Sunscreen SPF 30+ (mineral atau chemical, sesuai toleransi)
Kapan dipilih?
- Kulit sensitif atau sangat kering
- Jadwal padat, butuh rutin singkat
- Budget terbatas
Keunggulan:
- Risiko iritasi rendah
- Hemat waktu dan biaya
- Konsistensi lebih mudah dijaga
Keterbatasan:
- Bahan aktif seperti AHA/BHA atau retinol tidak banyak hadir, sehingga proses cara menghilangkan bruntusan di wajah bisa butuh waktu lebih lama.
3. Skincare Layering: Multi-step dengan Bahan Aktif
- Layering melibatkan 5–7 langkah, misalnya:
- Double cleanse (oil cleanser + gentle cleanser)
- Toner eksfoliasi (BHA/AHA ringan)
- Essence/serum (niacinamide, vitamin C, retinol)
- Moisturizer (dengan ceramide atau peptide)
- Sunscreen + reapply setiap 2–3 jam
Kapan cocok?
- Kulit sudah “terlatih” menghadapi bahan aktif
- Target masalah spesifik (tekstur tidak merata, hiperpigmentasi)
Keunggulan:
- Bahan aktif tersalur tepat sasaran
- Hasil tekstur kulit sering lebih cepat terasa
- Bisa disesuaikan sesuai kondisi kulit harian
Keterbatasan:
- Risiko iritasi atau purging tinggi
- Perlu disiplin waktu dan biaya lebih
- Harus cek kompatibilitas bahan agar tidak kontra-produktif
4. Rahasia Serum BHA & Retinol untuk Kulit Mulus
Di tengah maraknya inovasi skincare, Amerika
Serikat sering kali menjadi pionir berkat investasi riset dan teknologi canggih
di industri kecantikan. Tidak heran jika sejumlah serum atau essence terkini,
misalnya serum BHA 2% atau retinol mikroenkapsulasi pertama kali diluncurkan di
sana dan belum banyak beredar di pasar lokal.
Lewat layanan cargo USA to Indonesia, kamu bisa menghadirkan
langsung produk-produk eksklusif tersebut ke rak kecantikanmu. Alih-alih
sekadar tren impor, strategi ini membuka akses bahan aktif berkualitas tinggi
untuk regimen layering, sehingga kamu mampu menargetkan bruntusan dengan lebih
tepat dan efektif.
5. Mana yang Lebih Ampuh?
Pendekatan |
Cocok untuk |
Hasil Utama |
Minimalis |
Pemula, kulit sensitif |
Barrier terjaga, iritasi minim |
Layering |
Kulit toleran, masalah tekstur |
Kulit lebih halus, pori bersih |
- Pemula/sensitif : Mulai dengan minimalis, pelajari cara menghilangkan bruntusan di wajah, lalu tambahkan satu bahan aktif ringan (misal niacinamide 2–5 %) setelah 4–6 minggu.
- Loyal layering: Jika sudah terbiasa dengan langkah-langkah dasar, tambahkan eksfolian BHA/AHA 1–2× per minggu dan retinol di malam hari, tetap perhatikan reaksi kulit dan hindari over-exfoliating.
6. Tips Praktis
- Patch test pada area kecil sebelum rutin penuh.
- Catat produk dan tanggal mulai, agar mudah identifikasi yang cocok.
- Jaga kebersihan kuas, spons, dan sarung bantal.
- Perhatikan pola hidup: cukup tidur, hidrasi, dan kurangi stres.
Tidak ada komentar
Posting Komentar