Merawat Harapan

“Manusia tumbuh dengan kekhawatiran-kekhawatiran, Tuhan memberinya harapan”

harapan

Menjadi manusia berarti mengakui bahwa diri ini tidaklah sempurna. Membuat kita kadang dipenuhi rasa khawatir. Tak menjadi masalah ketika rasa khawatir beralngsung sewajarnya, namun akan berubah menjadi sebuah masalah ketika rasa khawatir ini menjadi semakin berlebihan. Seperti yang kita tahu yang berlebihan itu tidaklah baik. Itulah kenapa kita butuh untuk merawat harapan.


Karena harapan adalah daya hidup manusia. Seperti yang diungkapkan dalam buku ‘Whats so Wrong About Yourlife’ karya Ardhi Mohamad, bahwa salah satu pemicu terbesar depresi adalah ketika seseorang kehilangan daya hidupnya, ketika seseorang merasa hidupnya nggak bermakna lagi. Bahkan, untuk melakukan hal mudah pun terasa berat, karena kehilangan daya hidup. Untuk itulah kita harus menumbuhkan harapan sekecil apapun itu dalam keadaan paling sulit.


Kadang saat kita dihadapkan dengan banyak sekali problematika hidup. Tentang impian yang berkali-kali bertemu dengan kegagalan. Tentang keinginan yang terus menerus dipatahkan oleh realita. Disaat seperti itu kadang kita merasa kecewa, lelah dengan keadaan dan putus asa. Bisa jadi disaat seperti itu membuat harapan-harapan kita terkikis sedikit demi sedikit hingga habis. Namun ingatlah bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”(QS Albaqarah-286). Akan selalu ada harapan, selalu.

merawat harapan

Ketahanan diri tiap orang berbeda-beda, meski memiliki masalah yang sama bisa jadi respon diri tiap orang tak sama. Ada yang bisa mengatasinya ada pula yang tak mampu mengatasinya. Jadi kendalanya tak terletak pada masalah apa yang sedang dialami, tapi bagaimana cara agar bisa bangkit dari kegagalan yang terjadi. Buat aku sendiri, cara untuk bisa bangkit kembali dari segala masalah yang mendera adalah dengan ikhlas, menerima segala bentuk kegagalan. Menerima bahwa kita kecewa dan itu tak mengapa hal yang wajar yang bisa dirasakan manusia. Menerima bahwa diri ini juga punya jatah sedihnya. Menerima dengan lapang takdir yang telah digariskan oleh Allah. Penerimaan membuat hati menjadi semakin lapang.


Namun ingat jangan terlalu larut dalam kesedihan. Bersedihlah seperlunya, menangislah secukupnya. Lalu bangkit dan berdiri, memulai langkah baru, membuat harapan baru. Aku pernah melihat cuplikan kalimat di instagram yang berbunyi seperti ini “Allah merusak rencanamu, agar rencanamu tidak merusak hidupmu”. Allah itu Maha baik, Dia tau apa yang terbaik untuk hambanya.


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (QS Albaqarah:126).


 #odopicc #30hbcicc  #30haribercerita #indonesiancontentcreator #odopiccday1

 

 

 

Tidak ada komentar

Posting Komentar