Review : Explore Enjoy & Repeat, Catatan Perjalanan dari 20 Negara

 

buku travelling keliling dunia

“Travelling pun semakin terasa istimewa ketika saya menemukan jiwa-jiwa yang luar biasa baik dalam perjalanan. Jiwa-jiwa tulus ini membuat saya yakin bahwa saya akan baik-baik saja ke mana pun kaki melangkah karena dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang luar biasa baik. Jadi saya tak perlu takut untuk menjelajah, menikmati dang mengulanginya”.

Itu kalimat yang ditulis oleh Yani Lauwoie dalam akhir kata pengantarnya yang bikin aku manggut-manggut dan mengiyakan pendapatnya tersebut. Meski tak semua perjalanan selalu berjalan mulus layaknya yang ditampilkan di media sosial, namun setiap perjalanan selalu memberikan sisi menyenangkan. Dan akan selalu menemukan kita pada orang-orang baik.

Seperti cerita yang disajikan Kak Yani Lauwoie dalam bukunya yang berjudul Explore Enjoy & Repeat, Catatan Perjalanan dari 20 Negara ini. Dia menuturkan kisah-kisah perjalanannya ke 20 Negara Asia dan Eropa yang tentu saja ada sangat menyenangkan namun juga kadang kena apes juga.

Baca juga : Catatan Perjalanan Bung dalam Arah Langkah

Perjalanan Yani Lauwoie

Buku terbitan PT Gramedia Widiasarana Indonesia ini sukses bikin aku mupeng jalan-jalan keliling dunia, Eropa salah satunya. Iri banget deh sama kak Yani yang pernah mengunjungi banyak negara di dunia. Apalah aku yang paling jauh perginya cuma sampai Malaysia.

Perjalanan Kak Yani lebih banyak ke Australia dan Eropa ini dirangkum dalam 4 Bab dengan beberapa sub bab yang disesuaikan dengan kejadian-kejadian unpredictable yang dialaminya. Bab pertama misalnya berjudu Culture Shock, berisi tentang kisah-kisahnya menghadapi kebiasaan yang berbeda dari negara yang ia kunjungi.

Mulai dari kendala bahasa, di mana banyak mansyarakat dari negara yang ia kunjungi tak bisa berbahasa inggris, sehingga komunikasi jadi susah karena harus menggunakan bahasa isyarat. Hingga aturan fasilitas umum yang berbeda 180 derajat dari Indonesia. Seperti membuang tissue toilet ke dalam toilet adalah hal yang benar sedangkan membuangnya ke tempat sampah adalah hal yang salah di salah satu kota Australia. Dan begitu tepat waktunya petugas di Jepang.

Selain kendala budaya dan kebiasaan yang berbeda, iklim dan cuaca yang berbeda juga bikin cerita-ceritanya makin menarik. Seperti pengalamannya berjalan di hujan salju yang dulunya dia pikir menyenangkan seperti yang terlihat di film-film, nyatanya sungguh menyiksa. Seperti perjalanannya waktu di Hobart, Australia pada musim dingin.

Baca juga : Go Around The World Bareng The Journeys

Cerita yang Disisipi Tips

Tak hanya berisi bercerita tentang tempat yang dikunjungi, beberapa tulisan dari Kak Yani juga disisipi dengan tips-tips selama traveling. Apa lagi traveling ke luar negeri yang tentunya masih awam bagi beberapa orang.

Dari buku ini ada banyak hal yang baru aku ketahui. Contohnya saja nih tenyata di Australia banyak penjual souvenirnya yang berasal dari Indonesia. Dan banyak juga product-product buatan Indonesia yang dijual di Australia. Wah jadi seperti berada di Negara sendiri ya.

Trus ada juga kebiasan unik di salah satu kota di Australia, di mana membali telur di peternakan tanpa ada penjualnya. Jadi pembeli mengambil sendiri telur yang akan dibeli, lalu membayarnya di kotak. Kalau ambil kembalian juga di kotak itu. Wah kalau di sini bisa rugi banyak tuh penjualnya.

Ada beberapa tips yang dibagikan oleh Kak Yani dalam buku ini, seperti check in web agar lebih cepat saat naik pesawat. Atau anjuran untuk berhati-hati di Italia karena terkenal banyak pencoetnya dan kebanyakan mereka mengincar turis Asia. Dan masih banyak lahi tips yang dibagikan di buku ini.

Gaya Kepenulisan 

Gaya penulisannya yang luwes dan mudah dimengerti tanpa ada istilah-istilah yang rumit bikin buku ini cocok untuk dibaca siapa saja. Membaca buku ini seperti mengobrol dengan Kak Yani yang membahas tentang pengalamannya keliling dunia. Tulisannya membawa kita masuk ke dalam rentetan kisa perjalannya.

Dan yang pasti buku racun banget, bikin kita yang baca jadi pingin travelling ke negara-negara yang pernah di singgahi Kak Yani ini.

 

 

 

 

  

16 komentar

  1. Apalah aku yang paling jauh perginya cuma sampai Semarang mbaaa, hihihi. Tapi beneran ya di Aussie itu orang udah saling percaya aja. Suami pernah cerita waktu dia ke Aussie, yang namanya garage sale ya emang beneran depan rumah terus ditinggalin gitu aja. Soalnya bukan untuk dijual tapi dikasiin ke orang yang butuh. Namanya aja garage sale. Padahal bukan beneran dijual. Bukunya menarik nih kayanya, ada tips juga ya

    BalasHapus
  2. racun banget sih, tapi apakah bisa udh bekerluarga bisa melancong kesana kemari? sepertinya saya hrs beli buku ini, jd berasa traveling juga kan!

    BalasHapus
  3. aku juga penasaran sama bukunya Mba Yani ini.. mengagendakan juga untuk beli, tapi kawatir entar mupeng karena udah lama banget engga traveling jauh huhu

    BalasHapus
  4. Fix penasaran sama keseluruhan isi bukunya. Pasti ada banyak pengalaman menarik ya. Secara bepergiannya beberapa negara sekaligus gitu

    BalasHapus
  5. Buku ini bisa jadi panduan bagi yang ingin mengeksplor berbagai destinasi wisata di berbagai negara di dunia apalagi terselip kisah-kisah yang unik untuk menambah pengetahuan bagi yang ingin travelling, aku paling suka lho buku seperti ini terasa ada bonding emosi dengan penulisnya.

    BalasHapus
  6. Kalau baca kisah perjalanan seperti ini, berasa takjub soalnya daku belum tentu berani melakukannya Hahah.
    Menginspirasi tentunya, bisa jadi rekomendasi buat pembaca kalau suatu saat berkunjung ke sana

    BalasHapus
  7. Kalo di Indonesia toko dijagain aja bisa kecolongan apalagi tanpa penjaga ya dan bebas ambil uang kembalian, bisa laris tanpa ada uang. Mungkin karena di sana lebih sejahtera ya dan orangnya jujur

    BalasHapus
  8. pengen punya bukunya niy mba, penasaran pengen baca, cara menulisnya mba Yani, apalagi saya suka traveling, menarik banget pasti niy

    BalasHapus
  9. akkk ga nanggung2 lohhh kisah perjalannya ke 20 negara! ya pasti ngerasa culture shock banget sih ya, pasti bakal beda2 semua, kita aja satu Indonesia budayanya beda-beda! hahhaha, apalagi soal bahasa buat jadi alat komunikasi, karena pasti ada aja kendala g bisa 100% pake bahasa Inggris ya

    BalasHapus
  10. Wah keren ya
    Bisa punya pengalaman traveling 20 negara
    Seru pasti ceritanya

    BalasHapus
  11. Mantep yakk, ada lucu ada sedihnya ini buku hihi. Kapan yak bisa menjelajah kayak kak Yani gitu ke 20 negara euy, sekarang beliau otw 21 negara lhoo kabarnya

    BalasHapus

  12. Wah aku juga pingin menjelajah ke 20 negara gitu. Bukunya bagus ya mbak lely. Jadi pingin baca biar ketularan bisa traveling nih

    BalasHapus
  13. Wuaaa... Penasaran pengen baca bukunya. Akutuh Lou, pengen juga travelling tapi ya itu, bahasanya gimana? Hahah... *kayak punya banyak uang aja

    Btw, di Italia emang harus ekstra hati2 yaa, banyak copet juga.

    BalasHapus
  14. Bener banget tuh. Aku juga dikasih tahu temen kl ke Eropa, terutama Italia dan Prancis harus hati2 ama org lain. Soalnya emang banyak pencopet di sana. Belum lagi yang India yang terkenal jorok dlm berbagai hal, terutama di kota2 kecilnya.

    Emang hal2 yang ga mengenakkan gini selalu bisa jadi cerita di setiap perjalanan. Kalo ceritanya lancar2 aja mah ga seru. Ahhh jadi pgn baca bukunya deh.

    BalasHapus
  15. Setiap perjalanan jadi lebih bermakna ketika dituliskan dan dibagikan kepada orang lain yaa..
    Semoga pelajaran yang kita dapatkan juga dapat dirasakan oleh pembaca.

    BalasHapus
  16. Kalau boleh barandai-andai, saya juga adalah orang yang sejak remaja memimpikan berkunjung ke negara-negara Eropa. Tapi harus di luar musim dingin karena punya sinusitis. Huhu.... Doanya semoga kesampaian ya... dan yang utama, punya lingkungan yang mendukung keinginan ini (ketika sudah mampu) . haha

    BalasHapus