Dangal

dangal

Semua Film garapan Amir Khan emang nggak pernah mengecewakan. Lihat saja 3 Idiot dan Taare Zameen Par yang pesannya tersampaikan dengan baik. Tanpa romantisme yang menye-menye namun sukses bikin penontonnya nangis sesenggukan. Sama seperti kedua film tersebut Dangal juga sukses bikin saya mewek sampai sesenggukkan.

Bedanya, Dangal bukan kisah fiksi namun sebuah kisah nyata dari seorang pegulat nasional India Mahavir Singh Pogat yang berhasil melatih dua anak perempuannya menjadi pegulat kelas dunia.

Sinopsis

Mahavir yang tak bisa meneruskan cita-citanya menjadi pegulat kelas dunia karena faktor ekonomi yang memaksanya untuk keluar dari dunia olahraga dan bekerja di kantor pemerintah, berharap mempunyai seorang anak laki-laki untuk bisa mewujudkan cita-citanya.

Namun takdir berkata lain, dia hanya dikaruniai anak perempuan. Harapannya untuk mempunyai anak lelaki yang akan dia latih menjadi pegulat dunia pupus sudah.

Tapi pada suatu hari, dia mendapat aduan dari tetangganya bahwa dua anak gadisnya memukuli anak lelakinya. Dari situ Mahavir tau bahwa bakat gulat miliknya telah turun ke kedua putrinya. Dia pun kemudian mulai melatih kedua putrinya gulat.

Gulat di India identik dengan keperkasaan lelaki. Sehingga keputusan Mahavir menjadikan kedua putrinya menjadi pegulat menjadi bahan cemoohan para tetangga. Tapi dia tak peduli.

Seorang ayah kadang memang tak mampu menunjukkan rasa kasihnya dengan lembut, berbeda dengan seorang Ibu. Begitupun Mahavir. Dia sangat keras mendidik anak-anaknya sehingga mereka merasa “Ayah sudah tak sayang lagi pada kami”.

Namun mereka tersadar, saat temannya dipaksa menikah pada usia muda. Temannya berkata, “Aku iri pada kalian, ayah kalian sayang sekali pada kalian. Dia menyiapkan masa depan kalian. Sedangkan aku, ayahku memberikanku kepada lelaki yang kenal saja aku tidak”.

Dari situ akhirnya Geeta dan Babita sadar betapa sayang Ayahnya kepada mereka. Setelah itu mereka melakukan latihan gulat dengan sepenuh hati hingga mampu memenangkan banyak perlombaan.

Seperti halnya Geeta dan Babita yang awalnya diremehkan bahkan di cemooh seluruh warga desanya bahkan Mahavir yang dianggap gila. Akhirnya mereka mengakui bakat Geeta dan Babita setelah mereka memenangkan banyak lomba gulat.

Dan berhasil lolos dalam perlombaan tingkat Nasional. Merekapun mendapat beasiswa untuk belajar di sekolah Olahraga dan dipersiapkan untuk perlombaan ajang Internasional.

"Kemenanganmu adalah kemenangan mereka juga ", ucap Mahavir sambil menunjuk du agadis kecil yang sedang bersama ayah mereka.

Kalimat itu yang menguatkan Geeta dalam pertandingan final tingkat Internasional. Dalam perkataannya Mahavir seperti mengatakan bahwa bila kamu menang wanita-wanita di India juga akan ikut menang. Bahwa wanitapun bisa untuk menggapai mimpinya.

Kesimpulan

Dari kisah Geeta dan Babita kita bisa mengambil pelajaran bahwa mimpi adalah milik semua orang. Siapapun kamu, kamu bisa bermimpi. Yang membedakannya adalah apakah kamu mau mewujudkannya atau hanya memimpikannya saja. Mereka yang berusaha untuk menggapai mimpinya akan mendapatkan jalan untuk meraihnya.

Tidak ada komentar

Posting Komentar