Antologi Lengkap Cerpen A.A Navis

Judul : Antologi Lengkap Cerpen A.A Navis
Penulis : A.A Navis
Penerbit : PT Kompas Media Nusantara
Tahun terbit : 2005 
Halaman: x + 776 hlm ; 14 cm x 21 cm

Buku ini berisi kumpulan cerpen karya A.A Navis mulai dari Tahun 1955 sampai 2002 dan 2 cerpen yang tidak diketahui tahun pembuatannya. Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan AA Navis merupakan sastrawan Indonesia yang namanya sudah sangat melegenda dan banyak disegani di kalangannya.

Karya sastranya yang paling fenomenal adalah "Robohnya Surau Kami" saat ini ceritanya masih banyak di gunakan dalam teater-teater tanah air. Dan beberapa di cuplik dalam buku bahasa indonesia Sekolah dasar. 

Cerpen-cerpen ini beberapa pernah di terbitkan di majalah Indonesia, seperti harian kompas dan majalah roman. Beberapa dibukukan seperti buku judul robohnya surau kami, Jodoh, Bertanya kerbau pada pedati.

Cerita yang disajikan sangat menarik. Setiap cerita mempunyai pesan tersendiri dan juga kritikan yang pedas terhadap sistem pemerintahan waktu itu. Banyak pesan moril yang disampaikan. 

Gaya bahasanya lebih condong ke bahasa minang. Banyak istilah minang yang di pakai, misalnya menyebut seorang lelaki yang sudah tua dengan sebutan Inyik, lelaki muda dengan bujang. Istilah-istilah minang pun beberapa kali di pakai seperti kata umpatan kanciang waang!! dalam cerpen laporan. 

Hal ini membuat saya yang notabene bukan orang minang kadang tidak paham. Kabanyak memang di jelaskan artinya tapi ada juga yang tak ada arti bahasa Indonesianya. Sehingga pembaca harus menafsirkan dengan melihat kalimat-kalimatnya.

Unsur agama kental di wujudkan di setiap cerpen terutama yang memang membahas tentang agama. Agama disini adalah agama islam. Adat ketimuran menjadi tonggak ceritanya. Contoh cerpen tentang agama diantaranya cerpen yang paling fenomenal yaitu Robohnya surau kami, ada juga Man rabbuka, sebuah wawancara dan percakapan lebaran.

Tentang pemerintahan dan politik tak kalah banyaknya. Cerita mulai jaman penjajahan, jaman revolusi orde lama sampai orde baru. Kritikannya tentang pemerintahan waktu itu. Penyajiannya lugas disertai dengan detail-detail peristiwa. Kita di bawa ke masa era jaman dulu. Emosi di naik turunkan disana. Membuat tak ingin berhenti untuk membaca kelanjutan kisahnya. 

Dan yang bikin karyanya lain dari penulis yang lain adalah akhir ceritanya. Akhir cerita di berikan kepada pembaca. Pembaca dibuat membuat kesimpulannya sendiri. Its so wow. Keren baget menurut saya.

Setelah di beri cerita yang sangat rinci, tentang karakter tokoh-tokohnya, peristiwa yang dialami tokoh dan endingnya tidak benar-benar diperlihatkan. Membiarkan para pembacanya berimajinasi tentang endingnya. Menyimpulkan sendiri endingnya. 

Penjelasan tentang karakter, tokoh, tempat kejadian perkara dan alur peristiwa yang terjadi di tuliskan sangat detail. Meskipun detail, gaya penulisannya tidak membuat pembaca merasa bosan. Tentang cuaca yang terjadi, bagaimana cara berjalan tokohnya, cara berpakaian tokohnya dan lain sebagainya. Semua di jelaskan dengan rinci. Dan anehnya saat membaca tidak terasa membosankan.

At all meskipun beberapa karya di dalamnya ada yang tidak saya pahami karena minimnya ilmu saya tentang sastra, keseluruhan karyanya hebat banget. Di setiap cerita selalu ada pesan moril yang disampaikan, yang meskipun kejadian berlangsung pada jaman penjajahan dan setelah kemerdekaan tapi masih bisa di terapkan sekarang.


 

Tidak ada komentar

Posting Komentar