Backpakeran kali ini saya dan temen saya Wahyu Puspita ( panggil saja Pus) pergi ke ibukota Propinsi Jawa tengah yaitu Semarang. Kita berangkat dari Jepara karena kita habis dari Karimun Jawa dan pulangnya emang mau naik kereta api di Semarang. Dan karena kita dapat jadwal kereta yang malam, saya jam 22.30 WIB dan Pus 21.30 WIB, jadi kita mau keliling Semarang dulu sambil nunggu kereta datang.
Kita berangkat dari Jepara sekitar jam 10.00 WIB, dengan menggunakan bis mini (seperti Kopaja kalo di Jakarta). Cukup bayar 15 ribu aja, cukup murah karena jarak antara Jepara - Semarang lumayan jauh juga. Sampai di terminal Terboyo Semarang jam 12 siang.
Plan nya sich kita mau ke Lawang Sewu, Simpang Lima, kota lama sama klenteng sang pek Kong. Tau tempat itu juga dari rekomendasi temen yang tinggal di Semarang. Karena jujur, saya gak ngerti apa-apa tentang Semarang.
Kata kernet bus mini kalo kita mau ke tempat-tempat tersebut, kita bisa naik trans Semarang. "Ternyata ada ya bus trans di Semarang, baru tau aku. Aku pikir bus trans cuma ada di Jakarta aja" celetuk Pus.
Bus trans di semarang ini emang lebih kecil kayak metro mini tapi ada ac-nya, ada bangku khusus perempuan juga. Bedanya kalo mau sampe di halte kan biasanya ada speaker pemberitahuan kalo disini kernetnya yang teriak teriak.
Setelah turun dari bus mini, kita menuju tempat beli tiket bus trans. Kata petugasnya jalan menuju lawang sewu dan kota lama ditutup karena ada karnaval Ogoh-ogoh dan bus trans hanya bisa lewat sampai simpang lima aja. Okelah akhirnya kita goes to Simpang Lima dengan naik bus trans yang tiketnya berharga 3rb rupiah.
Gak ada 30 menit kita uda sampai di halte Simpang Lima. Saya celingak celinguk cari dimana taman simpang lima iconnya kota semarang ini. "Ini simpang lima kan?? Mana tamannya??" tanya saya ke Pus. "Itu yang di tengah tu lo lel, itung aja ada lima kan simpangannya" jawab Pus.
Dan yeah ada taman berbentuk bundar dengan beberapa pohon di tengah-tengah. Berbeda dengaan pemikiran saya, saya pikir taman Simpang Lima ini seperti Alun-alun di kota saya yang ada beberapa area untuk bermain dan hamparan rumput yang bisa untuk berpiknik di tengahnya.
Sedangkan disini tamannya tidak begitu luas dan tak ada seorangpun disana. Hellow Semarang kan panas mana ada orang yang mau berjemur di taman gitu lo. Akhirnya kita menuju ke masjid dekat situ untuk shalat dhuhur sekalian istirahat dan cari makan.
Setelah tanya ibu-ibu penjual teh kalo mau ke lawang sewu harus naik apa. Kita disuruh naik angkot di seberang masjid. Ternyata dari simpang lima ke lawang sewu jaraknya ga begitu jauh, ga ada 5menit uda sampe aja.
Harga tiket masuk ke lawang sewu sebesar 10ribu. Bangunannya keren, gaya khas Belandanya kelihatan banget. Mulai dari eksterior sampe interior.
Di sini ruangannya di bagi tiga bagian. Pertama kali kita masuk merupakan gedung A tempat pameran lukisan di lantai dasar. Kemudian gedung B merupakan museum lawang sewu disitu kita bisa tau awal gedung seperti apa sampai akhirnya direnovasi seperti sekarang dan di lantai 2 merupakan ruang staff dimana pengunjung tidak di perbolehkan masuk.
Dan yang terakhir gedung C merupakan bangunan kosong. Gedunh besar ini memang tidak begitu banyak isinya, hanya ada di museum dan di lantai dasar gedung A saja yang terisi. Yang lainnya ruanggan kosong dengan pintu-pintu yang terbuka yang menyambungkan ruangan satu dan lainnya. Bagian dalam gedung emang sedikit gelap (kalo kata orang jawa singup) karena cahaya ga bisa masuk.
Setelah keliling bangunan dan foto disana sini kita rencana mau ke kota tua. Kita tanya pak satpam lawang sewu naik transportasi apa, kata si bapak naik bus trans aja deket situ ada haltenya. Eh ternyata deket halte ada mall, karena udara semarang yang super hot.
Akhirnya kita ngadem dulu di mall sekalian beli jajan. Seperti anak yg salah kostum kita yang pake tas ransel dan kaos oblong masuk dalam mall. Setelah makan dan shalat kita pun lanjut ke kota lama.
Pas kita ke halte bus, haltenya uda tutup. Yongalah,, apes tenan kita ni ternyata di semarang bus trans operasinya hanya sampe jam 19.00 WIB. Akhirnya kita naek taksi. Dan konyolnya kita ga tau ternyata kawasan kota lama itu sebelahan sama stasiun tawang, tempat kita naek kereta.
Bodohnya lagi kita tanya pak sopir " Pak kalo dari kota lama ke stasiun tawang naik apa?". "Lhoh lha itu deket banget to mbak, tinggal jalan aja. Pake kaki mbak 5 menit ya wes sampe mbak" terang si bapak dengan intonasi medoknya.
Kalo uda sampe kota lama suasananya beda banget ma suasana kota yang tadi. Lebih romantic, lampu lampu jalanan yang redup kuning dipadu dengan bangunan gaya belanda yang menjulang tinggi dengan jendela tinggi besar. Pas banget buat foto prewed yang bertema clasic.
Katanya dulu bangunan itu merupakan kantor milik Belanda di Semarang. Gak lama kita jalan eh gerimis turun dan makin lama makin deras. Alhasil kita ngemper di jalan buat berteduh.
Karena waktu uda nunjukin kedatanganan kereta kitapun nekat jalan ke stasiun walau hujan masih lumayan deras. Benar aja gak lama kita sampe, kereta pus yang menuju jakarta uda di stasiun. Kita pun berpisah, pus langsung masuk ke kereta dan saya masih stay di stasiun buat nunggu kereta.
Meskipun hanya setengah hari di Semarang, tapi sangat menyenangkan. Menjelajah kota Semarang, kota yang benar-benar asing buat kita, dimana kita ga tau apa-apa tentang kota ini. Dimana kita harus tanya sana-sini, yap menyenangkan sekali.
Tidak ada komentar
Posting Komentar