Flavor of Happiness : Jodoh untuk Koko

jodoh untuk koko

Koko adalah kakak pertama saya. Badannya tinggi, kulit putih dan mata sipit membuatnya sepintas seperti keturunan chinesse. Thats why saya panggil koko (panggilan kakak dalam bahasa china).


Apa hubungannya koko dengan kebahagiaan saya? Banyak banget sebenernya, bahagianya dia bahagianya saya. Sedihnya dia, sedihnya saya juga. Apalagi kalo dia cerita tentang jodohnya yang tak kunjung datang. Bikin saya jadi ikut galau juga.

Pernah teman saya bilang jodohnya koko kamu pikirin jodohmu kok ga kamu pikirin. Nggak ngerti sih, soalnya kalo tentang jodoh saya, saya udah pasrah sama Allah.


Toh wanita itu dikejar bukan mengejar, nanti juga inshaAllah ketemu kok. Jadi saya nggak begitu mikir. Lha kalo koko, dia yang harus mengejar. Sedangkan saya tau kelemahannya. Paling susah deh kalo disuruh PDKT sama cewek.


Dari tahun 2013 si Koko ini udah minta di cariin. Beberapa kali kenalan tapi nggak ada yang cocok. Entah itu ceweknya yang nggak cocok atau koko sendiri yang gak cocok. Saat 2016-2017 kemarin saya saranin buat taaruf aja, toh koko niatnya juga mau langsung nikah. Mulai deh saya minta bantuan temen-temen buat ikut cariin juga, termasuk Lintang dan Jihan.


Saya bener-bener berusaha keras di dua tahun itu. Tanya temen sana sini sampai ke temennya temen yang bahkan ketemu aja belum pernah. Udah banyak calon yang saya tawarkan ke Koko. Berkunjung dari rumah satu ke lainnya. Tapi hasilnya ZONK. Nggak ada yang nyantol satupun.


Sampai saya jengkel dengan diri saya, jengkel dengan koko. Kenapa sich sesusah ini. Kenapa rasanya tak ada kemajuan. Kenapa kok ga ada yang cocok.


Sampai akhirnya saya berdamai dengan diri saya. Saya nggak hanya harus menerima apa yang memang di takdirkan untuk diri saya saja. Tapi saya juga harus menerima apa yang di takdirkan untuk orang-orang yang saya sayangi. Koko salah satunya.


Saya sudah berusaha semaksimal mungkin dan berdoa sebanyak saya bisa, dan hasilnya saya serahkan semua kepada Allah. Saat saya benar-benar pasrah sama Allah, Allah ngasih keajaibannya. Koko ketemu sama jodohnya. Semua berjalan begitu cepat, ketemu bulan September, bulan Novembernya meminta ke orang tuanya.


Saat itu saya bener-bener bahagia banget. Saya berterima kasih kepada Allah, sampai tanpa saya sadari air mata saya merembes sampai ke pipi. Ada desiran aneh didalam hati yang nggak bisa tergambarkan lewat kata.


Kun faya kun. Apa sih yang nggak bisa di lakukan sama Allah. Ujian tiap manusia berbeda beda, yang harus kita lakukan adalah menjalaninya dengan sebaik mungkin. Berusaha dan berdoa sebaik mungkin. Tak ada hasil yang mengkhianati usaha memang benar tapi alangkah baiknya menyerahkan hasilnya hanya kepada Sang Pencipta.


"...boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."

Tidak ada komentar

Posting Komentar