dkjshfkmdsacknbajcndwakncdiejhceuiwj

Kumpulan Cerita Perjalanan

Kenapa Malang di Identikan Dengan Janc*k?

Saya suka ngerasa aneh gitu ya, kenapa film-film yang menampilkan identitas kota Malang diidentikkan dengan Jancok. Padahal ya saya ini yang orang Malang aseli, mulai lahir sampai udah gedhe ini hidup di Malang, nggak suka tuh ngomong Janc*k.

Malah ngerasa aneh dan risih kalo mau ngomong gitu. Kenapa? Ya karena kata itu merupakan bentuk umpatan yang nggak baik, kasar dan nggak sopan. Dari sedari kecil saya ini nggak pernah diajarin buat ngomong itu, dulu aja kalo ketahuan ngomong gitu pasti di marahin, ya karena itu kata-kata yang memiliki arti jelek. Meskipun kata mbah Tejo nggak selalu artinya jelek.

Sekarang coba perhatikan, beberapa film yang mengambil tema kota Malang pasti dialognya nggak jauh-jauh dari umpatan itu. Seperti "Punk in Love" dan "YO WES BEN", mereka mengambil tema kota Malang, latar tempat hampir 100% di Malang.

Seneng saya tu kalo ada film-film yang nyeritain kota saya tercintah. Ceritanya juga bagus, kocak, meski konfliknya sederhana tapi tetep menarik bagi saya. Ngeliat jalan-jalan yang saya lewati disorot di layar, tempat-tempat yang pernah saya singgahi di pajang di depan, rasanya gimana gitu, kayak saya ikut didalamnya #halah.

Tapi ya itu, saya kok ya ndak suka gitu lo kalo kota saya yang dijuluki kota pendidikan karena sangking banyaknya sekolah dan Universitas kece badai yang melahirkan putra putri bangsa yang berpendidikan, kok diidentikkan sama umpatan jelek macam itu.

Toh masih ada kok budaya gaulnya anak kota Malang yang lebih berpendidikan #halah. Koyoto bahasa walikan, itu Malang banget lo, udah lahir sejak saya masih belum lahir dan ngetren diantara pemuda pemudi kota Malang. Itu lebih intelek dari hanya sekedar umpatan, karena butuh mikir pakai otak, ya nggak sam?
bahasa malang


Dan yang lebih keren lagi, hanya anak Malang yang tau bahasa walikan ini. Saya pernah diceritain sama guru SMP saya, Pak Imam Syafi'i namanya. Padahal beliau ini guru matematika tapi suka banget cerita macam guru bahasa. Jaman beliau muda dulu, beliau dengan seorang temannya pernah di palak preman di Jakarta.

Awalnya beliau takut banget, mana uang juga tinggal sedikit. Wajah preman yang sangar dan badannya yang segedhe gaban itu bikin beliau keder. Pas bos preman dateng eh lah dalah kok si bos ini ngomong pake bahasa walikan. Thats mean si bos ini orang Malang, karena hanya orang Malang yang pake bahasa itu.

Karena tau kalo berasal dari kota yang sama, beliau pun mulai pede nih. Beliau ngomong ke bos preman dengan bahasa walikan. Si Bos terkedjoet dan karena berasal dari kota yang sama, guru saya ini akhirnya di lepaskan.

Dari pengalaman guru saya tadi terlihat jelas kan, kalo bahasa walikan merupakan identitas anak Malang jaman dulu. Karena ya ker, bahasa walikannya Malang ini nggak sekedar kata di baca terbalik dari belakang ke depan, ada beberapa kata yang nggak menggunakan azas tersebut. Misal uang bacanya bukan gnau tapi ojir, polisi bukan dibaca isilop tapi silup, orang bukan dibaca ngaro tapi genaro. Itu sedikit contoh dari saya.
kera ngalam

Nah kalo Malang punya identitas ke-gaul-an yang lebih kece kenapa nggak itu saja yang di perlihatkan dari pada sebuah kata umpatan bermakna jelek. Ya nggak sih ker?

Kesengsem Mojok.co

Semua ini berawal dari membeli buku "Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya" karangan Cak Rusdi yang di bilang telah di tampilkan dalam serial Mojok.co selama bulan Ramadhan tahun 2015 dan 2016. Karena tulisannya kece badai, bikin aku kesengsem mojok.co. Macam apa sich mojok.co ini? Tanpa pikir panjang, aku buka segera web browser dan mengetik dengan cepat mojok.co di kolom search web nya. Dan muncullah tampilan seperti ini... Jeng jeng jeng

mojok dot com
Dari judulnya aja ku sudah pingin ketawa. Tulisan-tulisan di sini tu emang nyeleneh, lain daripada yang lain. Entahlah hanya perasaanku saja atau tidak, mungkin karena aku wanita jadi nilainya lewat rasa #halah.

Tulisan-tulisannya di kelompokkan dalam berbagai macam kategory, ada yang mbahas bal-balan, fenomena keviralan sampai curhat-curhatan putus cinta. Semuanya di kemas para Author dengan gaya mereka yang ceplas-ceplos. Karena keceplas-ceplosannya ini yang bikin aku tambah kesengsem.

Kebanyakan baca blog motivasi untuk self note dan yang sedikit serius (curhatan temen misalnya wakakaka), membuat mojok.co menjadi objek baruku dalam blogwalking. Menulis dengan gaya yang lebih santai bahkan seringnya kayak guyonan gitu, tapi punya isi dan content yang bagus, Mojok.co membuatku belajar untuk lebih bisa menertawakan masalah yang ku hadapi. Sakit gila nomor enam belas kata Bang Andrea Hirata.
andrea hirata


Ah begitu besarnya pengaruh tulisan sampai bisa merubah cara pikir seseorang.

Dan yang paling puenting lagi, mojok.co memahami akan joke recehque, karena berhasil buat aku terpingkal-pingkal karena guyonan recehnya.

Yang penasaran monggo diklik  www.mojok.co