Budug Asu

Pemandangan dari atas Budug Asu
Mungkin masih banyak yang belum tau dengan budug asu ini. Bukit yang terletak di desa wonosari, kab. Lawang ini belum begitu hits. Tempatnya terletak di kawasan kebun teh wonosari, Lawang. Hari minggu kemarin (29/01/17) saya jalan-jalan kesana bersama chimot, dila dan 2 temannya chimot (guntur dan nia). 

Untuk masuk kesana kita harus masuk ke wilayah perkebunan teh dahulu. Tiket masuknya Rp. 15.000 /weekend dan Rp. 10.000/weekday. Setelah parkir motor dan tanya-tanya pak parkir jalurnya (karena yg pernah kesana cuma guntur) kita pun cuzz brangkat. 

Menurut petugas parkir kebun teh, perjalanan kesana memakan waktu kira-kira 2 jam dan jalannya masih makadam (berbatuan dan tanah belum aspal). Kita sudah feeling emang kalo jalannya not nice jadilah semua uda pake sendal gunung atau sepatu. 

Hamparan tanaman teh yang luas dan hijau menyambut awal perjalanan kita. Udara dingin pegunungan pun mulai terasa. Perjalanan berjalan dengan santai dipenuhi canda tawa. Setelah perkebunan teh habis, kita melewati jalanan berbatu dan menanjak yang mengantarkan kita ke hutan pinus.

Disini kita bertemu dengan beberapa anak yang tujuannya sama ke budug asu tapi mereka menggunakan motor. Jadilah kita mengalah dan berhenti sampai mereka lewat. Pertama karena kita takut tertabrak, kedua karena kita takut motornya ngguling dan kena kita. 

Track ke budug asu ini sepertinya memang sengaja di buat untuk motor cross dan jeep. Karena berbatuan dan bertanah becek. Dan pejalan kaki terpaksa harus mengalah. 

Hutan Pinus
Perjalanan memasuki hutan pinus
Setelah tanjakan, kita disambut hutan pinus yang lebat dan  sejuk. Suasana lebih hening, sendu, dan tenang. Tak ada motor yang lewat lagi. Jalannya landai dan berbatu jadi ga begitu susah.

Meskipun begitu tetap saja keringat bercucuran karena matahari mulai bergerak ke atas. Di hutan pinus ini kita bertemu dengan beberapa anjing penjaga. Sepertinya jagain kebun milik penduduk, karena ada bangunan seperti rumah didekatnya.

Setelah hutan pinus habis, kita lewat hutan basah, beberapa pohon besar dan berlumut tampak menyelimuti. Kita lewat jalur pendaki karena jalur menyimpang jadi dua, yang satu untuk motor cross yang satu untuk pendaki.

Jalur ini lebih nanjak daripada yg untuk motor. Jalur motor lebih landai tapi memutar. Jalannya tanah basah dan sedikit becek. Menghabiskan jalur ini tidak begitu lama karena jalurnya pendek walau sedikit nanjak. Setelah jalur ini sampailah kita di budug asu.

Ternyata diatas sudah sangat ramai. Banyak pengendara motor dan jeep yang beristirahat dan menikmati pemandangan. Nice view. Dari sini kita dapat melihat kota malang, dengan genteng-genteng rumah yang terlihat kotak-kotak kecil. Alur kebun teh pun terlihat hijau dan indah. 
Pemandangan Budug Asu
Kursi kayu untuk istirahat dan bersantai
Dan disini ada satu warung, jadi kita bisa isi perut yang uda keroncongan mulai tadi. Menunya tak hanya mie instan aja, ada soto ayam, ayam rica-rica dan nasi empok lauk tempe tahu. ehmmmm enak banget. Bangku-bangku kayu pun udah disiapkan buat tempat makan dan menikmati pemandangan kota Malang dari atas. Harga makanannya pun bersahabat, nggak mahal, malah sangat murah menurut saya. 

Setelah selesai mengenyangkan perut dan dokumentasi buat di share di social media *biar kekinian* kita pun balik. Kali ini lewat jalur yang lain, kata guntur sich lebih cepat dan pemandangan lebih indah. 

Tapiiiiiii...... Jalannya nurun banget. Track awal mudah karena tanahnya udah di bentuk cekungan cekungan seperti tangga. Dan pemandangannya hwuiiih keren gila. Seperti yang di video klipnya aurel "separuh jiwaku pergi". Bedanya disitu datar jalannya sedangkan disini menurun. 
dari belakang ke depan (Guntur, Chimot, Saya, Dila, Nia)
Track semakin kebawah semakin licin. Korban jatuh pertama Nia, disusul dengan dila. Dan yang lain ngakak guling-guling *teman macam apa ini?! Hahaha. Nggak lama kita turun hujanpun ikut turun. Aaarght, i hate this. Jalan semakin licin, becek dan kotor. Chimot, Dila dan Nia malah kesengenan main prosotan. Dan akhirnya sampai juga kita di bawah dengan sukses.

Hiking tipis-tipis kali ini lumayan memakan tenaga. Meciptakan banyak tawa. Mengeluarkan banyak kata "ya ampun keren nya", "ya Allah indah banget", "hati-hati awas jatuh" dan "hahahaha" liat teman terpeleset-peleset. Pada akhirnya semua perjalanan akan selalu maninggalkan banyak banget cerita dan kenangan. Kenangan indah tentang kita ya gaes, bukan tentang mantan *cubit yang gamon. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar